Selasa, 30 Agustus 2016

Bulutangkis Olimpiade Rio de Janeiro Brazil 2016

Jakarta - Pebulu tangkis ganda campuran Liliyana Natsir mengakui berusaha mengerem emosinya ketika tampil di ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Liliyana tidak menampik jika ia kerap emosi ketika rekan satu timnya, Tontowi Ahmad, melakukan kesalahan. Dirinya mengaku tidak ingin termakan emosi dan egonya sendiri ketika bertanding di Olimpiade Rio. Liliyana berusaha memahami situasi dengan bersabar. Ia juga mencoba untuk tidak terbawa suasana saat mengalami situasi yang kurang menguntungkan.

Hal yang dilakukan oleh Liliyana tersebut terbayar dengan medali emas untuk Indonesia. Satu-satunya emas untuk Indonesia itu membuat tradisi Merah Putih di Olimpiade kembali berlanjut. Sebelumnya, Indonesia urung mendapatkan satu pun emas di ajang Olimpiade London 2012. “Saya menghilangkan keegoisan yang sebelum-sebelumnya saya lakukan. Kalau Tontowi melakukan kesalahan di lapangan, saya selalu berekspresi tidak suka. Lalu saya berpikir, ini adalah olimpiade, event penting,” kata atlet yang biasa disapa Butet tersebut, seperti dilansir dari laman resmi PBSI, Senin (29/8/2016). “Saya berusaha banget nahan emosi. Saya berpikir bahwa Tontowi pasti juga ingin menang, dia tidak mungkin mau kalah,” sambungnya.

HUELVA – Pebulutangkis asal Spanyol, Carolina Marin mengaku terkejut dengan antusiasme masyarakat Spanyol yang menyambutnya sepulang dari Olimpiade Rio 2016. Marin sukses meraih medali emas usai mengalahkan wakil India, Pusarla Venkata Sindhu dengan skor 19-21, 21-12, 21-15. Ya, Marin mendapat sambutan hangat dari warga di Alun-alun Konstitusi Huelva saat pemerintah setempat menggelar acara penghormatan. Terlihat ribuan warga melambaikan tangan dan mengelu-elukan nama atlet tunggal putri tersebut.

Marin turut melambaikan tangan kepada para warga dari balkon Balai Kota Huelva. Sembari memamerkan medali emas, lantas ia merasa bangga bisa berjuang membawa nama negaranya di pentas acara olahraga dunia empat tahunan. “Sebuah kehormatan tersendiri bisa menunjukkan medali indah ini kepada Anda semua. Saya tahu memperoleh dukungan dari kampung halaman dan saya merasakannya saat di lapangan,” kata Marin mengutip Sportes, Sabtu (27/8/2016). “Saya tak menyangka disambut begitu banyak orang. Saya bangga begitu banyak orang rela menghabiskan waktu untuk bersama saya di sini,” pungkas sosok berusia 23 tahun tersebut

Senin, 29 Agustus 2016

Polemik Harga Rokok

MalakaCoffee.blogspot.com.


Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) tengah mengkaji usulan kenaikan harga rokok hingga dua kali lipat atau menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Unit Eselon I ini harus mempertimbangkan dari sisi aspek ekonomi apabila ingin menaikkan tarif cukai rokok sehingga perusahaan terpaksa menjual rokok seharga tersebut.
"Harga rokok jadi Rp 50 ribu per bungkus adalah salah satu referensi yang dikomunikasikan," ujar Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi.
Usulan kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus merupakan hasil studi dari Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany.
Studi ini mengungkap kemungkinan perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat dari harga normal. Hasilnya 80 persen bukan perokok setuju jika harga rokok dinaikkan.
Beberapa artikel mengenai rencana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus tersebut menjadi artikel yang banyak dibaca. Rencana kenaikan harga rokok memang masih menjadi pro dan kontra.
Lengkapnya, berikut ini 3 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu (20/8/2016):
1. Kemendag Belum Tahu Ada Usulan Harga Rokok Naik Jadi Rp 50 Ribu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum bisa memastikan dampak kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu terhadap ‎penjualan dan permintaan rokok di dalam negeri. Namun, kenaikan ini diyakini tidak akan memberikan dampak yang besar.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan‎ mengatakan, selama ini meski pun harga rokok terus meningkat akibat kenaikan tarif cukai, namun penjualan dan permintaan rokok tetap tinggi.
"Selama ini yang saya perhatikan, perokok itu tidak pernah protes harga dinaikkan berapa pun," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (19/8/2016)
Meski demikian, Oke mengaku belum bisa memastikan lantaran kenaikan harga rokok ini baru berupa usulan. Dirinya bahkan belum pernah mendengar secara langsung usulan tersebut dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) atau pun dari pihak lain.
Harga Rokok Rp 50 Ribu, YLKI Beberkan Manfaatnya buat RI
"Tapi bukan berarti tidak ada dampaknya. Selama ini kan kenaikannya proporsional, sekarang kita belum tahu kenaikannya sampai mana. Kalau naiknya hanya Rp 1.000 tidak ada dampaknya. Kalau Rp 50 ribu kita belum tahu, kan belum diputuskan," kata dia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kemenkeu tengah mengkaji usulan kenaikan harga rokok hingga dua kali lipat atau menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Unit Eselon I ini harus mempertimbangkan dari sisi aspek ekonomi apabila ingin menaikkan tarif cukai rokok sehingga perusahaan terpaksa menjual rokok seharga tersebut.
"Harga rokok jadi Rp 50 ribu per bungkus adalah salah satu referensi yang dikomunikasikan," ujar Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi.
Menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan usulan tersebut bukan saja dari sisi kesehatan, tapi juga dari aspek ekonomi, seperti industri, petani dan keberlangsungan penyerapan tenaga kerja.
"Jadi kita harus komunikasikan dengan seluruh stakeholder, baik yang pro kesehatan maupun yang pro industri, petani karena pasti ada tarik ulur di situ. Kalau cuma dengarkan salah satunya, bisa bangkrut itu," jelas dia.(Dny/Nrm)
2. Harga Rokok Rp 50 Ribu, YLKI Beberkan Manfaatnya buat RI
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung usulan kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Itu artinya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus menaikkan tarif cukai signifikan supaya rokok dijual seharga tersebut.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mendesak Kemenkeu segera menaikkan tarif cukai rokok sehingga harga jual rokok di Indonesia setara atau lebih dari negara lain. Contohnya di Singapura, Malaysia dan Thailand yang menjual rokok seharga Rp 30 ribu-40 ribu per bungkus.
"Cukai rokok harus naik tinggi supaya harga rokok bisa Rp 50 ribu per bungkus. Tujuannya mengendalikan konsumsi rokok dan mendulang penerimaan negara, karena selama ini kan penerimaan dari cukai rokok masih kecil," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (19/8/2016)
Tulus memperkirakan, jika harga rokok naik lebih dari dua kali lipat, misalnya dari harga Rp 15 ribu atau Rp 20 ribu per bungkus menjadi Rp 50 ribu per bungkus, maka pemerintah bisa mendapatkan kenaikan pendapatan cukai lebih dari 100 persen.
"Jika sekarang ini penerimaan cukai rokok Rp 150 triliun, maka dapat naik sampai Rp 350 triliun. Jadi tidak perlu tuh dana dari tax amnesty," ia menerangkan.
Dampak positif lainnya, dengan harga rokok Rp 50 ribu per bungkus diyakini Tulus, dapat menekan konsumsi rokok, utamanya kalangan remaja dan anak-anak. Ia mengaku, selama ini salah satu pengeluaran terbesar masyarakat miskin adalah untuk rokok.
"Kalau harga rokok lebih mahal, orang tidak akan membeli atau mengurangi konsumsi rokok, termasuk remaja dan anak-anak. Tapi menghapus (konsumsi rokok) tidak bisa," ucapnya.
Syaratnya, kata Tulus, pemerintah harus mengeluarkan aturan pelarangan rokok dijual eceran atau ketengan. Menurutnya, sebagai barang kena cukai dan berdampak negatif bagi kesehatan, rokok harus dijual dengan harga lebih mahal.
"Kalau butuh uang banyak, pemerintah harus secepatnya menaikkan cukai rokok. Apalagi anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan habis untuk meng-cover peserta yang punya penyakit akibat rokok," paparnya.
Terkait potensi maraknya peredaran rokok ilegal akibat kenaikan harga rokok, dikatakan Tulus, itu merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melakukan penegakan hukum dan memberantas secara masif.
"Sekarang saja rokok sudah murah masih saja beredar rokok tanpa cukai. Ini perlu diberantas, penegakan hukum terhadap rokok ilegal harus berjalan, bahkan ditingkatkan," jelas Tulus.
Tulus juga menyebut bahwa industri rokok tak akan bangkrut jika harga rokok dinaikkan menjadi Rp 50 ribu.
"Industri rokok tidak akan mati kalaupun harganya naik sangat mahal. Di negara lain juga dijual mahal," katanya.
Dia menggambarkan kondisi industri rokok yang masih berjaya saat krisis moneter melanda Indonesia 1997-1998 silam. Sementara industri lain mencatatkan penurunan pendapatan, bahkan bangkrut.
"Industri rokok satu-satunya yang tidak terdampak krisis, malah naik terus keuntungannya, termasuk saat ekonomi melambat sekarang ini. Makanya kalau pemerintah yang bilang industri rokok mati akibat harga rokok Rp 50 ribu, berarti sudah dicekokin industri," tegas Tulus.
3. Harga Rokok Rp 50 Ribu Picu Peredaran Rokok Ilegal
Direktor Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah mengkaji usulan kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus. Namun kenaikan ini dinilai akan memicu masuknya peredaran rokok ilegal di dalam negeri.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, potensi meningkatkan peredaran rokok ilegal merupakan konsekuensi dari adanya kenaikan harga ini.
Namun demikian, pemerintah pasti akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak-dampak yang akan terjadi.
"Kalau sudah kebijakan diambil itu berarti ada konsekuensi tindak lanjut yang harus kita siapkan. Itu otomatis," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Oke menyatakan, ada atau tidak kenaikan harga rokok, pemerintah tetap akan melakukan pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal. Ini bagian dari upaya pemerintah melindungi masyarakat dan industri di dalam negeri.
‎"Kita tetap melakukan pengawasan, jangan sampai ada rokok ilegal. Itu berdampak pada itu. Berarti langkah kita ya awasi penyelundupan atau peredaran rokok ilegal," kata dia.
Oke mengungkapkan, peredaran rokok ilegal ini merupakan ranah dari Direktorat Jenderal Bea Cukai. Jika kenaikan ini jadi diterapkan, maka pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal.
‎"Kalau ilegal selundupan, itu Bea Cukai. Artinya ada barang-barang yang tidak dikenakan cukai, atau cukainya palsu. Atau barang-barang impor tapi selundupan. Itu pasti akan ditindaklanjuti. Kita antisipasi,"‎ tandas dia. (Dny/Gdn)

2. ada, UU no 32 tahun 2010 pasal 1 ayat 1 “Larangan Merokok adalah suatu ketentuan yang memaksa warga masyarakat untuk tidak menghisap rokok di tempat-tempat umum.”
3. menteri keuangan melalui direktorat bea dan cukai karena kenaikan harga rokok berkaitan dengan kenaikan cukai rokok
4. memberi klarifikasi tentang kebenaran berita tersebut agar rakyat tenang kemudian mengkaji kembali UU rokok dan menyempurnakannya bila diperlukan.


Senin, 22 Agustus 2016

AC Milan Squad 1990-1995

Team: AC Milan
Full name: Milan Associazione Calcio s.p.a.
Country: Italy
Nickname: Rossoneri
Founded: 16/12/1899
Colors: red-black
stadium: Giuseppe Meazza 
80.018 Ranks
Address: via Turati 3
20121 Milano
Telephone: 02 / 62 28 1
Fax: 02 / 65 98 876
Homepage: www.acmilan.it/
e-mail: milan@lega.calcio.it

1990/1991

Goalkeeper
Andrea Pazzagli Italy 18/01/1960
Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Massimo Taibi Italy 18/02/1970
Defender
Roberto Bandirali Italy 24/03/1972
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
Stefano Carobbi Italy 16/01/1964
Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
Giandomenico Costi Italy 10/03/1969
Filippo Galli Italy 19/05/1963
Paolo Maldini Italy 26/06/1968
Stefano Nava Italy 19/02/1969
4 Frank Rijkaard Netherlands 30/09/1962
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Richard Vanigli Italy 01/06/1971
Midfielder
Carlo Ancelotti Italy 10/06/1959
Fabio Bellotti Italy 26/03/1972
Mauro Bressan Italy 05/01/1971
Angelo Carbone Italy 23/03/1968
Roberto Donadoni Italy 09/09/1963
Alberigo Evani Italy 01/01/1963
Gianluca Gaudenzi Italy 28/12/1965
10 Ruud Gullit Netherlands 01/09/1962
Giovanni Stroppa Italy 24/01/1968
Fabian Valtolina Italy 10/06/1971
Forward
Massimo Agostini Italy 20/01/1964
Nunzio Falco Italy 26/11/1973
Giovane Élber Brazil 23/07/1972
Daniele Massaro Italy 23/05/1961
11 Marco Simone Italy 07/01/1969
Marco van Basten Netherlands 31/10/1964
Manager

Arrigo Sacchi Italy 01/04/1946

1991/1992

Goalkeeper
Francesco Antonioli Italy 14/09/1969
Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Defender
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
Filippo Galli Italy 19/05/1963
Enzo Gambaro Italy 23/02/1966
Paolo Maldini Italy 26/06/1968
4 Frank Rijkaard Netherlands 30/09/1962
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Midfielder
4 Demetrio Albertini Italy 23/08/1971
Carlo Ancelotti Italy 10/06/1959
Giovanni Cornacchini Italy 22/07/1965
Roberto Donadoni Italy 09/09/1963
Alberigo Evani Italy 01/01/1963
Diego Fuser Italy 11/11/1968
10 Ruud Gullit Netherlands 01/09/1962
Forward
Daniele Massaro Italy 23/05/1961
Aldo Serena Italy 25/06/1960
11 Marco Simone Italy 07/01/1969
Marco van Basten Netherlands 31/10/1964
Manager

Fabio Capello Italy 18/06/1946

1992/1993

Goalkeeper
Francesco Antonioli Italy 14/09/1969
Guido Bistazzoni Italy 12/03/1960
Carlo Cudicini Italy 06/09/1973
Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Defender
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
Filippo Galli Italy 19/05/1963
Enzo Gambaro Italy 23/02/1966
Paolo Maldini Italy 26/06/1968
Stefano Nava Italy 19/02/1969
4 Frank Rijkaard Netherlands 30/09/1962
Mirco Sadotti Italy 18/05/1975
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Martino Traversa Italy 06/02/1974
Giuseppe Zappella Italy 04/05/1973
Midfielder
4 Demetrio Albertini Italy 23/08/1971
Zvonimir Boban Croatia 08/10/1968
Fernando De Napoli Italy 15/03/1964
Roberto Donadoni Italy 09/09/1963
Stefano Eranio Italy 29/12/1966
Alberigo Evani Italy 01/01/1963
10 Ruud Gullit Netherlands 01/09/1962
Cristian Pallanch Italy 11/03/1974
Dejan Savićević Montenegro 15/09/1966
Forward
Davide Dionigi Italy 10/01/1974
Gianluigi Lentini Italy 27/03/1969
Daniele Massaro Italy 23/05/1961
11 Jean-Pierre Papin France 05/11/1963
Aldo Serena Italy 25/06/1960
11 Marco Simone Italy 07/01/1969
Marco van Basten Netherlands 31/10/1964
Manager

Fabio Capello Italy 18/06/1946

1993/1994 

Goalkeeper
Mario Ielpo Italy 08/06/1963
Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Defender
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
Marcel Desailly France 07/09/1968
Filippo Galli Italy 19/05/1963
Paolo Maldini Italy 26/06/1968
Stefano Nava Italy 19/02/1969
Massimo Oddo Italy 14/06/1976
Alessandro Orlando Italy 01/06/1970
Christian Panucci Italy 12/04/1973
Marco Pullo Italy 24/06/1968
Mirco Sadotti Italy 18/05/1975
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Midfielder
4 Demetrio Albertini Italy 23/08/1971
Zvonimir Boban Croatia 08/10/1968
Angelo Carbone Italy 23/03/1968
Francesco Cozza Italy 19/01/1974
Fernando De Napoli Italy 15/03/1964
Roberto Donadoni Italy 09/09/1963
Stefano Eranio Italy 29/12/1966
Cristian Pallanch Italy 11/03/1974
Dejan Savićević Montenegro 15/09/1966
Forward
Daniele Guerzoni Italy 18/07/1975
Brian Laudrup Denmark 22/02/1969
Gianluigi Lentini Italy 27/03/1969
Daniele Massaro Italy 23/05/1961
11 Jean-Pierre Papin France 05/11/1963
Florin Răducioiu Romania 17/03/1970
11 Marco Simone Italy 07/01/1969
Manager

Fabio Capello Italy 18/06/1946

1994/1995 

Goalkeeper
Gabriele Aldegani Italy 10/05/1976
Roberto Colombo Italy 24/08/1975
Carlo Cudicini Italy 06/09/1973
Mario Ielpo Italy 08/06/1963
Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Defender
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
Francesco Coco Italy 08/01/1977
Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
Marcel Desailly France 07/09/1968
Filippo Galli Italy 19/05/1963
Paolo Maldini Italy 26/06/1968
Stefano Nava Italy 19/02/1969
Massimo Oddo Italy 14/06/1976
Christian Panucci Italy 12/04/1973
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Midfielder
4 Demetrio Albertini Italy 23/08/1971
Zvonimir Boban Croatia 08/10/1968
Roberto Donadoni Italy 09/09/1963
Stefano Eranio Italy 29/12/1966
Massimo Orlando Italy 26/05/1971
Dejan Savićević Montenegro 15/09/1966
Gianluca Sordo Italy 02/12/1969
Giovanni Stroppa Italy 24/01/1968
Forward
Francesco De Francesco Italy 21/09/1977
Paolo Di Canio Italy 09/07/1968
Gianluigi Lentini Italy 27/03/1969
Daniele Massaro Italy 23/05/1961
Alessandro Melli Italy 11/12/1969
11 Marco Simone Italy 07/01/1969
Manager

Fabio Capello Italy 18/06/1946

1995/1996

Goalkeeper
Gabriele Aldegani Italy 10/05/1976
Mario Ielpo Italy 08/06/1963
1 Sebastiano Rossi Italy 20/07/1964
Defender
6 Franco Baresi Italy 08/05/1960
27 Francesco Coco Italy 08/01/1977
29 Alessandro Costacurta Italy 24/04/1966
8 Marcel Desailly France 07/09/1968
5 Filippo Galli Italy 19/05/1963
3 Paolo Maldini Italy 26/06/1968
2 Christian Panucci Italy 12/04/1973
Mauro Tassotti Italy 19/01/1960
Midfielder
4 Demetrio Albertini Italy 23/08/1971
15 Massimo Ambrosini Italy 29/05/1977
20 Zvonimir Boban Croatia 08/10/1968
24 Stefano Eranio Italy 29/12/1966
10 Dejan Savićević Montenegro 15/09/1966
26 Gianluca Sordo Italy 02/12/1969
Patrick Vieira France 23/06/1976
Forward
18 Roberto Baggio Italy 18/02/1967
7 Paolo Di Canio Italy 09/07/1968
28 Futre Portugal 28/02/1966
Gianluigi Lentini Italy 27/03/1969
16 Tomas Locatelli Italy 09/06/1976
23 Marco Simone Italy 07/01/1969
9 George Weah Liberia 01/10/1966
Manager

Fabio Capello Italy 18/06/1946

AC Milan Transfer 1990-1995



Milan Associazione Calcio s.p.a.

Country: Italy
Founded: 16/12/1899
stadium: Giuseppe Meazza
Homepage: www.acmilan.it/
to the profile »
More teams
AC Milan [Women]
AC Milan [Youth]
AC Milan [Youth B]



1990/1991

In
07/90 Massimo Agostini FW AC Cesena
07/90 Fabio Bellotti MF Carrarese Calcio
07/90 Angelo Carbone MF FC Bari 1908
07/90 Giandomenico Costi DF Modena FC
07/90 Gianluca Gaudenzi MF Hellas Verona
07/90 Stefano Nava DF AC Reggiana
07/90 Sebastiano Rossi GK AC Cesena
07/90 Massimo Taibi GK Trento Calcio 1921

Out
11/90 Stefano Salvatori MF ACF Fiorentina
09/90 Demetrio Albertini MF Calcio Padova
06/90 Francesco Antonioli GK Modena FC
06/90 Stefano Borgonovo FW ACF Fiorentina
06/90 Angelo Colombo MF FC Bari 1908
06/90 Diego Fuser MF ACF Fiorentina
06/90 Giovanni Galli GK SSC Napoli
06/90 Christian Lantignotti MF AC Reggiana
06/90 Marco Pullo DF AC Pisa

06/90 Rufo Verga DF Bologna FC


1991/1992

In
07/91 Demetrio Albertini          MF Calcio Padova
07/91 Francesco Antonioli GK Modena FC
07/91 Giovanni Cornacchini MF Piacenza Calcio
07/91 Diego Fuser                 MF ACF Fiorentina
07/91 Enzo Gambaro         DF Parma Calcio 1913
07/91 Aldo Serena                 FW Inter

Out
09/91 Angelo Carbone        MF      FC Bari 1908
06/91 Massimo Agostini        FW   Parma Calcio 1913
06/91 Roberto Bandirali        DF    Calcio Como
06/91 Fabio Bellotti                MF   US Lecce
06/91 Mauro Bressan        MF       C Perugia Calcio
06/91 Stefano Carobbi        DF ACF Fiorentina
06/91 Giandomenico Costi      DF FBC Unione Venezia
06/91 Nunzio Falco                FW AC Reggiana
06/91 Gianluca Gaudenzi        MF Cagliari Calcio
06/91 Giovane Élber                FW Grasshoppers Zürich
06/91 Stefano Nava                DF Parma Calcio 1913
06/91 Andrea Pazzagli        GK Bologna FC
06/91 Giovanni Stroppa        MF Lazio Roma
06/91 Massimo Taibi       GK Calcio Como
06/91 Fabian Valtolina       MF AC Pro Sesto
06/91 Richard Vanigli         DF AS Varese 1910

1992/1993

In
07/92 Guido Bistazzoni GK Taranto FC
07/92 Zvonimir Boban MF FC Bari 1908
07/92 Constantino Borneo FW AC Milan [Youth]
07/92 Fernando De Napoli MF SSC Napoli
07/92 Davide Dionigi FW Modena FC
07/92 Stefano Eranio MF Genoa CFC
07/92 Gianluigi Lentini FW Torino FC
07/92 Stefano Nava DF Parma Calcio 1913
07/92 Jean-Pierre Papin FW Olympique Marseille
07/92 Dejan Savićević MF Crvena Zvezda
07/92 Martino Traversa DF Bologna FC
07/92 Giuseppe Zappella DF AC Milan [Youth]

Out
12/92 Constantino Borneo FW Olbia
06/92 Giovanni Cornacchini MF AC Perugia Calcio

06/92 Diego Fuser MF Lazio Roma

1993/1994

In
11/93 Marcel Desailly DF Olympique Marseille
07/93 Angelo Carbone MF SSC Napoli
07/93 Mario Ielpo GK Cagliari Calcio
07/93 Brian Laudrup FW ACF Fiorentina
07/93 Alessandro Orlando DF Udinese Calcio
07/93 Christian Panucci DF Genoa CFC
07/93 Marco Pullo DF Taranto FC
07/93 Florin Răducioiu FW Brescia Calcio

Out
10/93 Francesco Antonioli GK AC Pisa
06/93 Carlo Cudicini GK Calcio Como
06/93 Davide Dionigi FW Vicenza Calcio
06/93 Alberigo Evani MF Sampdoria
06/93 Enzo Gambaro DF SSC Napoli
06/93 Ruud Gullit MF Sampdoria
06/93 Frank Rijkaard DF AFC Ajax
06/93 Martino Traversa DF Bologna FC
06/93 Giuseppe Zappella DF Calcio Como

1994/1995

In
11/94 Alessandro Melli FW Sampdoria
07/94 Carlo Cudicini GK Calcio Como
07/94 Paolo Di Canio FW SSC Napoli
07/94 Ruud Gullit MF Sampdoria
07/94 Roberto Lorenzini DF Genoa CFC
07/94 Massimo Orlando MF ACF Fiorentina
07/94 Gianluca Sordo MF Torino FC
07/94 Giovanni Stroppa MF Foggia Calcio

Out
11/94 Roberto Lorenzini DF Torino FC
10/94 Ruud Gullit MF Sampdoria
08/94 Alessandro Orlando DF Juventus
06/94 Angelo Carbone MF ACF Fiorentina
06/94 Francesco Cozza MF AC Reggiana
06/94 Fernando De Napoli MF AC Reggiana
06/94 Daniele Guerzoni FW AC Monza
06/94 Brian Laudrup FW Rangers FC
06/94 Jean-Pierre Papin FW Bayern München
06/94 Marco Pullo DF AC Pro Sesto
06/94 Florin Răducioiu FW Espanyol Barcelona
06/94 Mirco Sadotti DF AC Cesena

1995/1996

In
11/95 Patrick Vieira MF AS Cannes
07/95 Massimo Ambrosini MF AC Cesena
07/95 Roberto Baggio FW Juventus
07/95 Futre FW AC Reggiana
07/95 Tomas Locatelli FW Atalanta
07/95 George Weah FW Paris Saint-Germain

Out
04/96 Roberto Donadoni MF New York RB
10/95 Stefano Nava DF Calcio Padova
06/95 Roberto Colombo GK Nuova Valdagno
06/95 Carlo Cudicini GK AC Prato
06/95 Francesco De Francesco FW AC Prato
06/95 Daniele Massaro FW Shimizu S-Pulse
06/95 Alessandro Melli FW Parma Calcio 1913
06/95 Massimo Oddo DF US Fiorenzuola
06/95 Massimo Orlando MF ACF Fiorentina

06/95 Giovanni Stroppa MF Udinese Calcio